FENOMENA IBADAH DI BULAN RAMADHAN

Fenomena Ibadah di Bulan Ramadhan

Oleh : Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian, sehingga dian mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Tidak diragukan lagi bahwa perhatian terhadap perkara-perkara saudara-saudara kita merupakan bagian dari mengamalkan hadits ini, terlebih lagi kalau perhatian tersebut adalah risau dan prohatin dengan ibadah saudara-saudara kita, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan yang shalih. Khususnya kalau kita mengamati fenomena di bulan Ramadhan ini. Ibadah bagi sebagian kita bagaikan makanan, kalau selera dimakan, kalau tidak,  maka sah-sah saja untuk diabaikan bahkan ditinggalkan.

Ibadah kepada Allah bukan lagi menjadi kebutuhan pokok, Ibadah kepada Allah tidak menjadi tujuan hidup, padahal karenanyal (untuk ibadah) kita diciptakan oleh Allah Ya’ala. Sebagaimana Allah berfirman,

“Dan Tidaklah aku c=menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku semata.” (Qs. Adz-Azariyat : 56)

Contoh kasus yang terjadi di masjid-masjid di negeri kita. Pada saat datangnya bulan Ramadhan selalu dibanjiri oleh kaum muslim, khususnya dalam pelaksanaan shalat taraweh berjama’ah. Bahkan masjid besar nan megah seakan terasa kecil dan sempit karena tak mampu menampung kapasitas jama’ah yang semenjak maghrib beramai-ramai berdatangan.bahkan ada yang sudah menaruh sajadah sejak sore sebelum tenggelamnya matahari, takut kalau-kalau tidak mendapatkan tempat. Maklum, malam pertama bulan Ramadhan sampai mala  ke-10 masjid memang biasanya disesaki oleh orang-orang yang hampir tidak pernah “nongol” di masjid sebelumnya.

Betapa kita melihat mereka berusaha menyempatkan diri untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat taraweh berjama’ah seakan-akan tidak mau ketinggalan dengan saudara-saudaranya yang lain, entah apa motivasi mereka, yang jelas kita selalu khusnuzhan bahwa mereka betul-betul menyambut Ramadhan dengan semangat ‘45’, dan dengan begitu gembiranya mereka memakmurkan rumah-rumah Allah SWT.

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masji Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaukan zakat, dan tidaktakut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS.at-Taubah :18)

Tapi syaangnya suasana seperti ini tidak berlangsung lama, hanya bertahan sepekan atau maksimal pada 10 hari pertama saja. Kemudian satu persatu mulai berguguran,entahlah, barangkali mereka shalat di masjid-masjid yang lain. Tapi nyatanya hampir semua masjid pun mengalami hal yang sama sepi dan kelhilangan jama’ahnya. Berarti dimanakah kaum muslimin berada??? Sungguh ironi!! Apakah mereka punta kesibukan dan lebih menguntungkan dari shalat berjama’ah??, tentunya merekalah yang lebih mengerti alasan dibalik itu semua.

Mencarikan solusi dari kasus di atas tentunya perbuatan yang sangat mulia sekali, dan sudah dipastikan pahala yang besar adakn diterima, asalkan keikhlasan tetap selalu dijaga, semata-mata mengharap ridha Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alah dengan memurnikan keta’atan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” (QS al-Bayyinah : 5)

Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang mentradisikan suatu tradisi yang baik (sunnah Rasulullah) di dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala orang yang mengikuti setelahnya, tanpa mengurangi pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya sedikitpun.”(HR Muslim)

Di antara solusi-solusi nya adalah menyadarkan kaum muslimin baik melalui mimbar-mimbar ramadhan, melalui buku-buku atau brosur-brosur dakwah ataupun melalui obrolan-obrolan ringan dengan kerabat, teman-teman dekat ataupun kepada para tetangga kita, tentunya pada sikon yang pas dan tepat tentang keutamaan ramadhan dan ibadah di dalamnya khususnya serta betapa pentingnya berjama’ah bukan hanya di bulan Ramadhan saja tapi juga diluar bulan-bulan Ramadhan, dan menjelaskan bahwa di dalamnya terdapat keutamaan dan pahala yang besar, dll.

Misalnya, dengan mengabarkan keutamaan orang yang berpuasa ramadhan dan mendirikan shalat taraweh di malam harinya bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu. Dimana Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Mutafaqun ‘Alaih)

Juga tentang keutamaan orang yang shalat taraweh berjama’ah, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakan shalat semalam suntuk, Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa mendirikan shalat malam bersama imam hingga selesai, maka dicatat baginya shalat semalam suntuk,” (HR para penulis kitab sunan, dengan sanad shahih)

Atau dengan menjelaskan kepada mereka betapa shalat malam merupakan ibadah yang lebih utama setelah shalat fardhu, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

“Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalahshalat malam.” (HR. Muslim)

Dan banyak lagi dalil-dalil lain yang bisa kita bawakan baik dari Al-qur’an dan hadits Rasulullah SAW untuk memotivsi kita dan saudara kita agar senantiasa semangat dan istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT, terlebih lagi dibulan Ramadhan yang mulia ini. Sehingga kita semakin yakin bahwa kita beribadah di atas landasan yang benar yaitu Alqur’an dan as-Sunnah yang telah diamalkan generasi pertama umat ini (salaful ummah) yaitu para sahabat radiyallahu’anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Demikianlah, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah  senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita sehingga kita selalu Istiqomah di atas jalan-Nya. Amiiiiiin….

Tinggalkan komentar